Sukses

Lifestyle

Mari Mencegah Kanker Payudara Sejak Dini

Vemale.com - Kanker payudara saat ini merupakan jenis kanker dengan jumlah kasus terbanyak di dunia dan sekaligus merupakan penyebab kematian terbesar pada wanita. dr. Samuel J. Haryono, SpBK (Onk), Spesialis Bedah Onkologi dari RS Pusat Kanker Nasional Dharmais pada acara hari ini mengatakan, "Data dari RS Dharmais dalam 5 tahun terakhir mencatat angka insidens kanker payudara menempati urutan pertama, yaitu sebesar 32%, diikuti oleh kanker serviks sebesar 17%. Dari angka tersebut 40% di antaranya adalah mereka yang menderita stadium awal, 30% penderita stadium lanjut lokal, dan stadium lanjut (metastase) sebesar 30%." Penanganan tepat sejak awal yang meliputi komitmen dokter, kualitas pengobatan serta kepatuhan pasien merupakan elemen-elemen penting yang berkaitan yang harus dilakukan untuk mencapai hasil yang terbaik dalam penanganan kanker payudara. Melalui penyelenggaraan acara ini, diharapkan para pasien dapat berkomitmen untuk menjalani pengobatan secara teratur sehingga dapat menjadi seorang survivor (bertahan hidup). "Penanganan kanker payudara membutuhkan komitmen jangka panjang baik dari pasien maupun dokter. Penanganan awal seperti kemoterapi dan radiasi memerlukan komitmen pasien untuk secara rutin kembali ke rumah sakit/dokter dalam beberapa bulan. Lalu pengobatan masih perlu dilakukan hingga 5-10 tahun kemudian untuk menurunkan risiko kanker muncul kembali," dijelaskan dr. Samuel. Kepatuhan pasien terhadap pengobatan kanker meliputi ketaatan mengikuti jadwal terapi yang sudah ditetapkan sesuai dengan protokol pengobatan yang dipilih dalam bentuk beberapa siklus yang harus diikuti. Siklus pengobatan ini hendaknya diikuti sampai tuntas tanpa terputus karena sel-sel kanker adalah sel yang sangat cepat mengalami perkembangan jauh melebihi sel-sel tubuh yang normal. Jika proses pengobatannya tidak tuntas, sel-sel tersebut dapat berkembang lagi menjadi lebih banyak. "Pasien kanker seringkali tidak patuh terhadap pengobatan dengan berbagai alasan, antara lain masalah biaya, ingin mencoba pengobatan alternatif serta tidak tahan terhadap efek samping seperti seperti kerontokan rambut, daya tahan tubuh yang menurun, sariawan, mual, muntah. Di samping itu, proses pengobatan kanker yang memakan waktu tidak sebentar, takut akan kematian serta tidak adanya dukungan keluarga seringkali juga membuat pasien frustasi dan akhirnya berhenti berobat (drop-out). Komunikasi yang baik dengan perawat serta dukungan keluarga dalam hal ini sangat dibutuhkan agar pasien mau patuh menjalani pengobatan," ungkap dr. Samuel lebih lanjut. Selain dari kepatuhan, kualitas dari pengobatan yang diberikan sesuai dengan tingkat atau derajat beratnya penyakit juga turut berperan dalam upaya penanganan kanker payudara. Berkaitan dengan ibadah puasa, Dr. dr. Aru Wisaksono Sudoyo, SpPD, KHOM, FACP, pakar onkologi medik dari Universitas Indonesia mengatakan, "Pasien kanker dapat menjalankan ibadah puasa sama seperti umat muslim lainnya, baik sebelum kemoterapi ataupun pada saat pemberian kemoterapi. Yang perlu diperhatikan adalah apakah pasien tersebut menderita penyakit-penyakit penyerta seperti diabetes, jantung dan lain lain" "Tentunya, pasien kanker sebaiknya mengkonsultasikan terlebih dahulu kepada dokter masing-masing sebelum menjalankan ibadah puasa," lanjut dr. Aru. Sebagaimana penyakit kanker lainnya, deteksi dini juga sangat dianjurkan pada kanker payudara. Semakin cepat kanker terdeteksi (tahap awal) semakin tinggi tingkat keberhasilan untuk mencapai kesembuhan. "Dalam upaya menyembuhkan dan mempertahankan kualitas pasien, di samping obat-obatan berkualitas juga diperlukan deteksi dini dan penatalaksanaan penyakit secara tepat. Sehubungan dengan hal tersebut, Sanofi Group Indonesia berkomitmen bukan hanya dengan menyediakan obat-obatan berbasis riset yang berkualitas, melainkan kami juga turut mendukung kegiatan edukasi yang dapat memberikan manfaat besar bagi pasien dan keluarganya sebagaimana acara temu pasien di hari ini," tutup Eric Ng, Presiden Direktur Sanofi Group Indonesia. (vem/prl/bee)

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

    What's On Fimela
    Loading